Berikut adalah jenis‑jenis vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) yang umum digunakan di Indonesia:
Rabu, 25 Juni 2025
Jenis jenis vaksin PCV yang ada di Indonesia
Berikut adalah jenis‑jenis vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) yang umum digunakan di Indonesia:
Selasa, 24 Juni 2025
Apa itu vaksin PCV dan mengapa harus divaksin?
Vaksin PCV adalah singkatan dari Pneumococcal Conjugate Vaccine. Vaksin ini dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, atau biasa disebut pneumokokus.
💉 Apa itu bakteri pneumokokus?
Bakteri ini bisa menyebabkan berbagai penyakit serius, terutama pada bayi, anak kecil, orang lanjut usia, dan mereka yang memiliki sistem imun lemah. Penyakit-penyakit tersebut meliputi:
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Meningitis (radang selaput otak)
- Otitis media (infeksi telinga tengah)
- Bakteremia/sepsis (infeksi darah)
✅ Mengapa harus vaksin PCV?
-
Perlindungan terhadap penyakit seriusVaksin PCV melindungi dari infeksi yang bisa mengancam jiwa, seperti meningitis dan pneumonia.
-
Mengurangi penggunaan antibiotikDengan mencegah infeksi, vaksin ini membantu mengurangi kebutuhan antibiotik dan memperlambat resistansi antibiotik.
-
Melindungi komunitas (herd immunity)Saat banyak orang divaksin, penyebaran bakteri di masyarakat ikut berkurang, sehingga kelompok rentan juga ikut terlindungi.
-
Direkomendasikan oleh WHO dan IDAIWHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyarankan vaksin PCV diberikan pada bayi sejak usia 2 bulan.
🗓️ Jadwal vaksinasi PCV (versi IDAI):
- PCV pertama: usia 2 bulan
- PCV kedua: usia 4 bulan
- PCV ketiga: usia 6 bulan
- Booster: usia 12–15 bulan
Kalau kamu atau orang terdekatmu belum divaksin PCV dan masih termasuk kelompok usia rentan, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau puskesmas terdekat untuk jadwal dan ketersediaannya.
Jumat, 16 Mei 2025
Apa itu OCD?
OCD adalah singkatan dari Obsessive-Compulsive Disorder, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Obsesif Kompulsif. Ini adalah gangguan mental di mana seseorang memiliki pikiran, dorongan, atau gambaran (obsesi) yang berulang dan tidak diinginkan yang menyebabkan perasaan cemas
Berikut adalah poin-poin penting mengenai OCD:
* Obsesi: Ini adalah pikiran, dorongan, atau gambaran mental yang berulang dan terus-menerus muncul di benak dan menyebabkan kecemasan atau stres yang signifikan. Obsesi ini tidak diinginkan dan sulit dikendalikan. Contoh obsesi meliputi ketakutan berlebihan terhadap kuman, pikiran tentang menyakiti diri sendiri atau orang lain, atau kebutuhan akan keteraturan yang ekstrem.
* Kompulsi: Ini adalah perilaku atau tindakan mental berulang yang dilakukan seseorang sebagai respons terhadap obsesi. Tujuan dari kompulsi adalah untuk mengurangi kecemasan atau mencegah kejadian yang ditakuti. Namun, tindakan ini biasanya tidak realistis atau berlebihan dan hanya memberikan kelegaan sementara. Contoh kompulsi meliputi mencuci tangan berulang kali, memeriksa kunci atau kompor berkali-kali, menyusun barang dengan cara tertentu, atau berdoa dalam hati berulang kali.
Penting untuk dipahami bahwa:
* Orang dengan OCD biasanya menyadari bahwa obsesi dan kompulsi mereka tidak masuk akal atau berlebihan, tetapi mereka merasa tidak berdaya untuk menghentikannya.
* OCD dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, mempengaruhi hubungan, pekerjaan, sekolah, dan aktivitas lainnya.
* OCD adalah kondisi yang dapat diobati dengan terapi (seperti Terapi Perilaku Kognitif atau CBT) dan/atau obat-obatan.
Jadi, sederhananya, OCD adalah kondisi di mana seseorang terjebak dalam siklus pikiran yang mengganggu (obsesi) dan perilaku berulang yang mereka rasa harus dilakukan (kompulsi).
Beberapa sumber rujukan umum yang kredibel mengenai OCD meliputi:
* Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5): Ini adalah panduan standar yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental untuk mendiagnosis gangguan mental, termasuk OCD. Anda dapat mencari informasi spesifik tentang kriteria diagnostik OCD di dalamnya.
* American Psychiatric Association (APA): APA adalah organisasi profesional terkemuka untuk psikiater di Amerika Serikat dan menerbitkan banyak sumber daya informasi tentang gangguan mental, termasuk OCD. Situs web mereka (psychiatry.org) seringkali memiliki informasi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
* National Institute of Mental Health (NIMH): NIMH adalah bagian dari National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat dan melakukan serta mendukung penelitian tentang gangguan mental. Situs web mereka (nimh.nih.gov) menyediakan informasi berbasis penelitian tentang OCD.
* World Health Organization (WHO): WHO adalah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat internasional. Mereka memiliki informasi tentang gangguan mental, termasuk OCD, dalam klasifikasi penyakit internasional mereka (ICD).
Kamis, 16 Januari 2025
Apa itu HMPV ?
Human metapneumovirus | |
---|---|
![]() | |
Struktur dan genom Human metapneumovirus (hMPV) | |
Klasifikasi virus![]() | |
(tanpa takson): | Virus |
Dunia: | Riboviria |
Kerajaan: | Orthornavirae |
Filum: | Negarnaviricota |
Kelas: | Monjiviricetes |
Ordo: | Mononegavirales |
Famili: | Pneumoviridae |
Genus: | Metapneumovirus |
Spesies: | Human metapneumovirus |
Usia puncak anak bayi yang harus dirawat di rumah sakit karena HMPV biasanya terjadi antara usia 6–12 bulan. Usia ini sedikit lebih tua dibandingkan puncak kasus RSV yang umumnya menyerang bayi usia 2–3 bulan. Gejala klinis dan tingkat keparahan infeksi HMPV sangat mirip dengan infeksi RSV. HMPV juga menjadi penyebab penting penyakit pada orang dewasa lanjut usia. Perlu dicatat, sebuah wabah HMPV yang signifikan teramati hingga akhir tahun 2024 di Tiongkok.
HMPV (Human Metapneumovirus) adalah virus yang menyebabkan infeksi pernapasan pada manusia. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda.
1. Batuk
2. Pilek
3. Demam
4. Sakit tenggorokan
5. Kesulitan bernapas (pada kasus yang parah)
6. Bronkiolitis (peradangan saluran napas kecil)
7. Pneumonia (radang paru-paru)
1. Kontak langsung dengan penderita
2. Udara yang terkontaminasi virus
3. Sentuhan dengan benda yang terkontaminasi
1. Anak-anak di bawah 5 tahun
2. Orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun
3. Penderita penyakit kronis (misalnya, asma, diabetes)
4. Penderita dengan sistem imun yang lemah
1. Istirahat yang cukup
2. Minum banyak cairan
3. Obat batuk dan demam
4. Oksigenasi (jika diperlukan)
5. Antibiotik tidak efektif karena HMPV adalah virus
1. Mencuci tangan secara teratur
2. Menggunakan masker saat berada di tempat umum
3. Menghindari kontak dengan penderita
4. Vaksinasi tidak tersedia untuk HMPV
1. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)
2. Tes serologi (mengukur antibodi)
3. Pemeriksaan fisik dan gejala
Sumber:
1. CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat)
2. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)
3. Journal of Clinical Virology
4. Kementerian Kesehatan RI.
5. Wikipedia Indonesia