Kamis, 21 Agustus 2025

Jangan anggap remeh Inkontinensia Urine

 Inkontinensia urine, atau sering disebut beser, adalah kondisi hilangnya kontrol kandung kemih yang menyebabkan kebocoran urine secara tidak sengaja. Ini bisa berkisar dari kebocoran kecil saat batuk atau bersin hingga keinginan buang air kecil yang kuat dan tiba-tiba sehingga tidak sempat ke toilet.

Berikut adalah penjelasan mengenai Penyebab Inkontinensia Urine;

Penyebab inkontinensia urine dapat bervariasi tergantung jenisnya:

Inkontinensia Stres: Kebocoran urine terjadi saat ada tekanan pada kandung kemih, seperti saat batuk, bersin, tertawa, berolahraga, atau mengangkat beban berat. Ini disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul yang menopang kandung kemih dan uretra. Faktor pemicunya meliputi: 

o Kehamilan dan Persalinan: Peregangan otot dasar panggul selama kehamilan dan persalinan pervaginam dapat melemahkannya.

o Kegemukan/Obesitas: Berat badan berlebih meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot di sekitarnya.

o Usia: Seiring bertambahnya usia, otot-otot kandung kemih dan uretra kehilangan kekuatan dan elastisitasnya.

o Menopause: Perubahan hormonal selama menopause dapat melemahkan otot dasar panggul.

o Riwayat operasi panggul.

Inkontinensia Urgensi (Overactive Bladder): Ditandai dengan dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil yang sulit ditahan, sering kali menyebabkan kebocoran sebelum mencapai toilet. Ini terjadi karena kontraksi otot kandung kemih yang berlebihan atau tidak terkontrol. Penyebabnya bisa meliputi: 

o Infeksi Saluran Kemih (ISK).

o Konsumsi kafein, alkohol, minuman bersoda, atau pemanis buatan berlebihan.

o Sembelit.

o Gangguan saraf: Seperti stroke, multiple sclerosis, atau cedera saraf tulang belakang yang memengaruhi kontrol kandung kemih.

o Diabetes: Dapat memengaruhi fungsi saraf dan produksi urine.

Inkontinensia Luapan (Overflow Incontinence): Kebocoran urine terjadi secara sering atau konstan karena kandung kemih tidak kosong sepenuhnya. Ini bisa disebabkan oleh penyumbatan pada saluran kemih atau kelemahan otot kandung kemih sehingga tidak dapat berkontraksi dengan cukup kuat. Contoh penyebabnya adalah: 

o Pembesaran prostat pada pria.

o Sumbatan uretra.

o Kerusakan saraf.

Inkontinensia Fungsional: Disebabkan oleh masalah fisik atau mental yang mencegah seseorang mencapai toilet tepat waktu, meskipun sistem kemih berfungsi normal. Misalnya, penderita radang sendi parah yang sulit membuka kancing celana dengan cepat.

Inkontinensia Campuran: Gabungan dari dua jenis inkontinensia, paling sering kombinasi inkontinensia stres dan urgensi.

Pencegahan Inkontinensia Urine

Meskipun tidak semua kasus inkontinensia urine dapat dicegah, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko atau gejalanya:

Menjaga Berat Badan Sehat: Mengurangi berat badan jika obesitas dapat mengurangi tekanan pada kandung kemih dan otot panggul.

Melakukan Latihan Otot Dasar Panggul (Senam Kegel): Latihan ini memperkuat otot-otot yang mengontrol aliran urine, sehingga membantu menahan kebocoran saat batuk, tertawa, atau bersin.

Mengubah Kebiasaan Minum: 

o Batasi atau hindari minuman yang dapat mengiritasi kandung kemih seperti kafein (kopi, teh), alkohol, minuman bersoda, dan pemanis buatan.

o Minum cairan secukupnya sepanjang hari dan hindari minum terlalu banyak sebelum tidur.

Mengonsumsi Makanan Berserat Tinggi: Mencegah sembelit, yang dapat memperburuk inkontinensia.

Tidak Merokok: Bahan kimia dalam rokok dapat merusak kandung kemih dan meningkatkan risiko.

Mengelola Penyakit Kronis: Mengontrol kondisi seperti diabetes dapat membantu mengurangi risiko.

Tidak Menunda Buang Air Kecil: Biasakan buang air kecil secara teratur dan jangan menahannya terlalu lama. Latihan kandung kemih (bladder training) juga dapat membantu memperpanjang interval buang air kecil.

Konsultasi dengan Dokter: Jika inkontinensia sering terjadi dan memengaruhi kualitas hidup, konsultasikan dengan dokter, terutama spesialis urologi atau obgyn, untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

 


Sumber:

Ikatan Ahli Urologi Indonesia. (2016). Panduan Tata Laksana Inkontinensia Urine pada Dewasa.

Ikatan Ahli Urologi Indonesia. (2021). Panduan Tata Laksana Inkontinensia Urine pada Anak.

ResearchGate. (PDF) Inkontinensia Urin pada Lansia Perempuan. (Tinjauan pustaka mengenai inkontinensia urine pada lansia perempuan).

Jurnal Ilmu Kesehatan Insan Sehat. (2022). Pengaruh Bladder Training Terhadap Inkontinensia Urin pada Pasien Post Operasi: Literature Review.

Ejournal Kedokteran Indonesia. (2023). Inkontinensia Urin pada Perempuan.

Repo Dosen ULM. Epidemiologi Inkontinensia Urin. (Tinjauan tentang faktor risiko inkontinensia urine, termasuk kehamilan dan persalinan).

Jurnal Studi Keperawatan. (2023). Gambaran Penanganan Inkontinensia Urine Pada Lansia.

Repository Poltekkes Tjk. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Inkontinensia Urin 1.