HMPV atau
Human metapneumovirus | |
---|---|
Struktur dan genom Human metapneumovirus (hMPV) | |
Klasifikasi virus | |
(tanpa takson): | Virus |
Dunia: | Riboviria |
Kerajaan: | Orthornavirae |
Filum: | Negarnaviricota |
Kelas: | Monjiviricetes |
Ordo: | Mononegavirales |
Famili: | Pneumoviridae |
Genus: | Metapneumovirus |
Spesies: | Human metapneumovirus |
Usia puncak anak bayi yang harus dirawat di rumah sakit karena HMPV biasanya terjadi antara usia 6–12 bulan. Usia ini sedikit lebih tua dibandingkan puncak kasus RSV yang umumnya menyerang bayi usia 2–3 bulan. Gejala klinis dan tingkat keparahan infeksi HMPV sangat mirip dengan infeksi RSV. HMPV juga menjadi penyebab penting penyakit pada orang dewasa lanjut usia. Perlu dicatat, sebuah wabah HMPV yang signifikan teramati hingga akhir tahun 2024 di Tiongkok.
HMPV (Human Metapneumovirus) adalah virus yang menyebabkan infeksi pernapasan pada manusia. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 di Belanda.
Gejala HMPV :
1. Batuk
2. Pilek
3. Demam
4. Sakit tenggorokan
5. Kesulitan bernapas (pada kasus yang parah)
6. Bronkiolitis (peradangan saluran napas kecil)
7. Pneumonia (radang paru-paru)
Cara Penularan :
1. Kontak langsung dengan penderita
2. Udara yang terkontaminasi virus
3. Sentuhan dengan benda yang terkontaminasi
Kelompok Risiko :
1. Anak-anak di bawah 5 tahun
2. Orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun
3. Penderita penyakit kronis (misalnya, asma, diabetes)
4. Penderita dengan sistem imun yang lemah
Pengobatan :
1. Istirahat yang cukup
2. Minum banyak cairan
3. Obat batuk dan demam
4. Oksigenasi (jika diperlukan)
5. Antibiotik tidak efektif karena HMPV adalah virus
Pencegahan :
1. Mencuci tangan secara teratur
2. Menggunakan masker saat berada di tempat umum
3. Menghindari kontak dengan penderita
4. Vaksinasi tidak tersedia untuk HMPV
Diagnosis :
1. Tes PCR (Polymerase Chain Reaction)
2. Tes serologi (mengukur antibodi)
3. Pemeriksaan fisik dan gejala
Sumber:
1. CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat)
2. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia)
3. Journal of Clinical Virology
4. Kementerian Kesehatan RI.
5. Wikipedia Indonesia